Sabtu, 28 Januari 2012

Orang Indonesia, tapi ngomong Malaysia

Photo saya seorang
"Udah mandi kah?
"Belum lagi lah?
Saya kaget, orang-orang di kampung ini bicara dalam dialek Malaysia, padahal jelas mereka adalah warga Indonesia. Dia seorang cewek belasan tahun berparas manis dengan rambut panjang warna pirang. Agak mirip-mirip Ayu Ting-ting, penyannyi Dangdut Indonesia yang lagi ngetop. Bedanya, gadis ini tinggal di Kampung Badat, pedalaman perbatasan Kalimantan Barat dengan Sarawak Malaysia, sedangkan Ayu di Ibu Kota yang gemerlap.


Saya senyum-senyum, karena di otak saya mulai berfikir untuk  memberi gadis itu nama Ayu ting-tong.
Di suatu sore, saat kami hendak pulang dari kampung tersebut, kami pamit kepada warga setempat. Lagi-lagi mereka menjawab dalam bahasa Malaysia.
"Kami pulang dulu ya, terimakasih banyak atas sambutannya".
" Sama-sama, hati-hatilah di jalan, jangan sampai dilanggar lori,"
Saya hampir tak bisa menahan tawa. Mana ada lori di jalan setapak. Lori dalam bahasa malaysia adalah sejenis truk untuk mengangkut barang.
Jarak kampung Badat dari kampung saya, sekitar 3 jam lebih berjalan kaki. Ohya, saya lupa bilang kalau kampung saya adalah Sungkung, Kabupaten Bengkayang. Kampung juga masih terisolir, dari Ibu Kota Kabupaten jaraknya 2 hari, karena harus ke Entikong dahulu.
Inilah nasib perbatasan, Garuda di dada mereka, ringgit uangnya, Melayu Malaysia bahasanya. Ini ceritaku, mana ceritamu?





3 komentar:

  1. Artikelnya menarik kawan.. penggunaan bahasa/logat Malaysia mungkin sudah biasa ya di daerah perbatasan sana.

    Salam kenal, dan salam sukses selalu dari Jakarta.

    BalasHapus
  2. Salam kenal sahabat, saya teringin mahu ke entikong, saya mempunyai banyak kenangan silam yang indah sama rakan2 saya dari kalimantan yang berkerja di sibu sarawak tahun lepas, ada duka , ada suka.

    BalasHapus